Jumat, 12 Oktober 2012

Tidur.....




Tidur itu berbahaya 
Pada hakikatnya, tidur adalah kondisi 'hilang akal' yang memang sengaja dilakukan agar lebih segar saat terbangun. Jika demikian maka -logikanya- tidur adalah kondisi yang membahayakan dimana dalam keadaan 'tidak sadarkan diri' itu bisa saja bahaya menimpanya tanpa ia bisa menghindar.
Yang jadi pertanyaan adalah: 'Mengapa manusia mau melakukannya dengan resiko dan bahaya yang jelas-jelas dia ketahui...?'.

Sastro dan bom demi bidadari




Sastro yang lugu terlihat sedang memijat-mijt kepalanya yang sudah mulai dihiasi dengan beberapa helai uban mengkilat. Dari usianya yang masih terbilang muda pastinya uban itu bukan sinyal pertambahan usia tapi bekas deraan nestapa dan hujaman belati hidup yang selalu 'tidak adil' terhadapnya.
Beberapa menit sebelumnya, Sastro menyaksikan sebuah tayangan berita di sebuah TV swasta (yang tidak ingin disebut namanya) yang mengupas masalah ritual bomb bunuh diri yang dilakukan oleh kalangan garis keras yang katanya pemeluk Islam itu.

Si Makhluk tanpa Dosa pun Mawas Diri


Saat sabda Allah menggelegar dan memecah kesunyian dan dengung dzikir para malaikat untuk memilih Adam sebagai khalifah muka bumi....hampir serempak malaikat bertanya tentang kebijakan Sang Khaliq itu : "Apakah Engkau akan mengangkat manusia sebagai khalifah yang gemar me
rusak dan menumpahkan darah..?"

Namun mereka segera tersadar atas lompatan pertanyaan yang 'cukup berani' itu. Kesadaran itu menyelipkan sebuah sikap mawas diri. Untuk sedikit cari tahu mereka bertanya : "Padahal kami selama ini bertasbih, bertahmid serta menyucikan-Mu...?".

Nampaknya malaikat khawatir jangan-jangan keputusan Allah untuk meng'khalifah'kan Adam itu disebabkan kelalaian mereka dalam pengabdian....
Dengan kasih-Nya, Allah menjelaskan kepada para malaikat betapa manusia memiliki beragam kelebihan dibanding para malaikat. Bahkan Allah menguji masing-masing dari kedua kelompok makhluk-Nya itu sehingga sempurnalah hujjah-Nya.

Jika makhluk suci sekaliber malaikat masih mawas diri sesaat setelah lintasan pikiran liarnya mempertanyakan keputusan-Nya...bagaimana dengan manusia ? Makhluk yang katanya 'mahallul khata wan nisyaan' alias gudang salah dan alpa..?

Kamis, 11 Oktober 2012

Hati...maafkan ke'jaim'anku...!





Tidak tahu kenapa, hari ini Sastro tampak (seperti) merenung. Padahal ia pernah punya teori bahwa putar otak adalah dominasi orang bijak dan cerdik pandai . Ia melihat para santri adalah bukan para pemikir tapi penurut. Menurut secara mutlak pada fatwa para kyai pengganti Nabi dan aturan pesantren yang mewakili aturan samawi yang tidak boleh diganggu gugat. Pokoknya…kun fa yakuun (nggak nyambung ya…)

Tiba-tiba, dalam kekosongan pikirannya yang memang nggak pernah buat mikir sehingga masih orosinil itu, datang seorang laki-laki mendekatinya.

Sastro VS Dunia (Sebuah Renungan)





Kata-kata diatas bukan sebuah judul sinetron atau jadwal pertandingan tinju profesional.
Suatu pagi yang indah (wah kayak sastrawan), Sastro menyembul dari kolam mimpi menuju tepian kehidupan yang menjemukan. Rambutnya kusut, mata sembab sisa begadang tadi malam. Sastro nyaris tak berpakaian karena kaos oblong yang sudah tipis bak kulit ari itu masih setia menempel di tubuh kerempengnya.
Barangkali kalau disiluetkan, bayangan tubuh Sastro mirip dengan bayangan wayang kulit yang dimainkan oleh dalang kondang semalam. We ladalah, jadi ketahuan kalau Sastro begadang bukan untuk ngaji atawa tahajud tapi untuk nonton wayang kulit di alun-alun (itupun kalau niat nonton sinden dan cuci matanya tidak dihitung).

Garis, Titik dan Lingkaran





(Ust. Rakhmat Hidayat)

Daya Pikir 
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna Ia adalah makhluk yang mendapat kehormatan dengan dibekali  fasilitas yang tidak dimiliki oleh makhluk-Nya yang lain. Akal yang  dianugerahkan kepada manusia adalah sebuah ‘kotak ajaib’ yang berisi kumpulan daya dan potensi tiada ternilai.

Diantara ‘kekuatan’ yang terkandung dalam akal adalah daya pikir dan kekuatan nalar. Kemampuan untuk mengolah daya pikir menjadikannya mampu

melampaui pencapaian makhluk-makhluk lain dalam kompetisi menuju garis kesempunaan wujud.

Bahkan kelebihan inilah yang menjadikannya lebih unggul dari para malaikat yang tidak mampu melakukan inovasi dan pengembangan terhadap sumber daya yang dimiliki akibat tidak adanya potensi tersebut.